paleojavanicus) adalah jenis Homo erectus yang pertama kali ditemukan.
Pada awal penemuan, makhluk mirip manusia ini diberi nama ilmiah Pithecanthropus
erectus oleh Eugène Dubois,
pemimpin tim yang berhasil menemukan fosil
tengkoraknya di Trinil pada tahun 1891.
Nama Pithecanthropus erectus sendiri berasal dari akar bahasa Yunani dan latin dan memiliki arti manusia-kera yang
dapat berdiri.
Ketika itu,
Eugène Dubois tidak berhasil mengumpulkan fosil
Pithecanthropus secara utuh melainkan hanya tempurung tengkorak, tulang
paha atas dan tiga giginya saja. Dan sampai saat ini, belum ditemukan bukti
yang jelas bahwa ketiga tulang tersebut berasal dari spesies yang sama. Sebuah
laporan berisi 342 halaman ditulis pada waktu itu tentang keraguan validitas
penemuan tersebut. Meskipun demikian manusia Jawa masih dapat ditemukan di
buku-buku pelajaran saat ini.
Fosil yang
lebih lengkap kemudian ditemukan di desa Sangiran, Jawa Tengah, sekitar 18km ke Utara dari kota Solo.
Fosil berupa tempurung tengkorak manusia ini ditemukan oleh Gustav
Heinrich Ralph von Koenigswald, seorang ahli paleontologi dari Berlin, pada tahun 1936. Selain fosil, banyak pula
penemuan-penemuan lain di situs Sangiran ini..
Sampai temuan manusia yang lebih tua lainnya
ditemukan di Great Rift Valley,
Kenya, temuan Dubois dan von Koenigswald
merupakan manusia tertua yang diketahui. Temuan ini juga dijadikan rujukan
untuk mendukung teori evolusi Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace.
Banyak ilmuwan pada saat itu yang juga mengajukan teori bahwa Manusia Jawa mungkin
merupakan mata rantai yang hilang antara manusia kera dengan manusia modern
saat ini. Saat ini, antropolog bersepakat bahwa leluhur manusia saat ini adalah
Homo erectus yang hidup di
Tidak ada komentar:
Posting Komentar